"Jejak Pembelajaran adalah catatan perjalanan saya dalam mencari makna, ilmu, dan pengalaman. Setiap langkah, sekecil apa pun, adalah bagian dari proses tumbuh."

Bagaimana cara menggunakan Taksonomi SOLO dalam Pembelajaran

 



Apa itu Taksonomi SOLO?

Dalam bidang pendidikan yang terus berkembang, para pendidik terus mencari pendekatan inovatif untuk meningkatkan pembelajaran siswa. Salah satu metode yang semakin populer adalah Structure of Observed Learning Outcome (SOLO) .

Taksonomi SOLO, yang dikembangkan oleh John Biggs dan Kevin Collis, adalah sistem klasifikasi yang membantu guru mengklasifikasikan hasil pembelajaran dalam tingkat peningkatan kompleksitas pemahaman siswa.

Ini menyediakan kerangka kerja untuk memahami perkembangan perjalanan belajar siswa.

Tingkatan Taksonomi SOLO

1. Prastruktural (pemahaman pra-permukaan)

Pada tingkat ini, siswa memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki pemahaman sama sekali tentang suatu topik . Mereka mungkin bingung dan kesulitan memahami dasar-dasarnya.

2. Unistruktural (pemahaman permukaan)

Siswa mulai memahami satu aspek topik . Mereka dapat mengidentifikasi beberapa fakta atau konsep, tetapi pemahaman mereka masih terbatas.

3. Multistruktural (pemahaman permukaan)

Siswa mulai menghubungkan berbagai informasi . Mereka dapat melihat bagaimana bagian-bagian yang berbeda saling berhubungan dan memiliki pemahaman yang lebih luas.

4. Relasional (pemahaman mendalam)

Siswa dapat menganalisis dan menjelaskan hubungan antar gagasan . Mereka dapat berpikir kritis dan memahami gambaran yang lebih besar.

5. Abstrak Lanjutan (pemahaman konseptual)

Ini adalah level tertinggi. Siswa dapat berpikir secara mendalam dan mandiri tentang suatu topik. Mereka dapat menerapkan apa yang telah mereka pelajari ke dalam situasi baru dan menghasilkan solusi kreatif .


Seperti Apa Tingkatan Taksonomi SOLO di Kelas?

Mari kita uraikan ini ke dalam istilah yang lebih praktis untuk lebih memahami seperti apa tingkat pemahaman ini di dalam kelas. 

Siswa pada tingkat pra-struktural mungkin berkata:
"Saya tidak mengerti."
"Apa yang harus aku lakukan?"
"Saya belum pernah mendengar hal ini sebelumnya."

Siswa pada tingkat unistruktural mungkin berkata:

"Saya punya satu ide."
"Saya dapat mendefinisikan suatu istilah."
"Saya bisa melakukan prosedur sederhana."

Siswa pada tingkat multistruktural mungkin berkata:
"Saya punya banyak ide tentang topik ini!"
"Saya dapat menjelaskan beberapa ide saya."
"Saya tidak mengerti bagaimana ide-ide ini saling berhubungan."

Siswa pada tingkat relasional mungkin berkata:
"Saya tahu bagaimana ide-ide ini saling berhubungan."
"Saya dapat menerapkan apa yang telah saya pelajari."
"Saya dapat menjelaskan MENGAPA ini terjadi."

Siswa pada tingkat abstrak yang diperluas mungkin berkata:
"Saya dapat menggunakan apa yang saya pelajari dan menerapkannya pada hal lain."
"Saya dapat membuat prediksi berdasarkan apa yang saya pelajari."
"Saya dapat mengevaluasi sesuatu berdasarkan apa yang saya pelajari."

 

Cara Mengklasifikasikan Hasil Pembelajaran Menggunakan Taksonomi SOLO

1. Identifikasi Hasil Pembelajaran

Mulailah dengan mendefinisikan secara jelas capaian pembelajaran spesifik yang ingin Anda capai oleh siswa. Capaian ini harus mencerminkan apa yang seharusnya diketahui, dipahami, atau dapat dilakukan siswa di akhir pengalaman belajar.

Misalnya, jika Anda mengajarkan suatu unit tentang kelistrikan, hasil pembelajarannya mungkin meliputi:

  • Siswa akan mampu membuat rangkaian seri dan paralel sederhana dan menjelaskan perbedaannya.
  • Siswa akan dapat menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kecerahan bohlam dalam suatu rangkaian, seperti jumlah baterai.

2. Tentukan Tingkat Pemahaman

Nilai kedalaman pemahaman yang dibutuhkan untuk setiap capaian pembelajaran . Pertimbangkan kompleksitas berpikir dan sejauh mana siswa harus menghubungkan dan menerapkan pengetahuan.

Saat menentukan kedalaman pemahaman untuk menetapkan hasil pembelajaran, lihat daftar kata kerja berikut yang berkaitan dengan setiap tingkat. 

CATATAN : Tingkat prastruktural menunjukkan kurangnya pemahaman tentang apa pun yang berkaitan dengan suatu topik. Oleh karena itu, capaian pembelajaran biasanya tidak dikaitkan dengan tingkat pemahaman ini menurut SOLO.

Namun, sebagai guru, Anda dapat memulai dengan "batu loncatan pertama" dan menetapkan hasil yang sederhana dan berjenjang rendah seperti "mengidentifikasi, menghafal, dan mengingat kembali." 

Unistruktural

Mengenali
Mendefinisikan
Lakukan prosedur sederhana

Multistruktural

Mendefinisikan
Daftar
Menggabungkan
Menggambarkan
Gunakan algoritma

Relasional

Menggolongkan
Menganalisa
Mengaitkan
Garis besar penyebabnya
Bandingkan & bedakan

Abstrak yang Diperluas

Mencerminkan
Meramalkan
Mengadakan hipotesa
Membuat
Desain & bangun
Mencerminka
n


3. Cocokkan dengan Tingkat Taksonomi SOLO

Tetapkan setiap capaian pembelajaran pada tingkat taksonomi SOLO yang sesuai. Berikut contoh tujuan pembelajaran dari unit sains kelas 8 dengan topik "Listrik" yang dikategorikan menggunakan taksonomi SOLO:

Unistruktural — Siswa akan dapat mengidentifikasi komponen dasar rangkaian listrik, seperti baterai, kabel, dan bohlam.
Multistruktural — Siswa akan mampu membuat rangkaian seri dan paralel sederhana dan menjelaskan perbedaannya.
Relasional — Siswa akan dapat menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kecerahan bohlam dalam suatu rangkaian, seperti jumlah baterai atau panjang kabel.
Abstrak yang diperluasSiswa akan dapat mengevaluasi efisiensi rangkaian kompleks dengan beberapa komponen dan sakelar, dan merenungkan cara kerjanya berdasarkan pemahaman mereka tentang prinsip-prinsip kelistrikan.

 

Bagaimana Taksonomi Solo Dapat Digunakan untuk Mendukung Pembelajaran Siswa?

Setelah mengklasifikasikan capaian pembelajaran, Anda dapat berfokus pada bagian terpenting: meningkatkan pembelajaran siswa . Setelah menilai pemikiran siswa untuk menentukan tingkat pemahaman dasar mereka, Anda dapat menggunakan Taksonomi SOLO dalam berbagai cara: 

Bagilah siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk membedakan tugas belajar berdasarkan tingkatnya. Setelah siswa mencapai satu tujuan pembelajaran, mereka melanjutkan mempelajari pelajaran yang terkait dengan tingkat pemahaman berikutnya.
Dengan menggunakan pendekatan "pusat" , siswa dapat memilih aktivitas mana yang paling sesuai dengan tujuan pembelajaran mereka saat ini. Dengan menyelaraskan tujuan pelajaran dengan tingkat SOLO tertentu, pendidik dapat merancang pengalaman belajar yang mendukung perkembangan siswa melalui taksonomi , sehingga mendorong pemahaman konsep yang lebih dalam.

Gunakan taksonomi untuk membuat rubrik dan kriteria penilaian yang mencerminkan tingkat pemahaman yang diinginkan. Gunakan taksonomi untuk membuat bahasa umum untuk membahas hasil pembelajaran dan perkembangan dengan siswa Anda.

Berdasarkan tingkat yang ditargetkan, terapkan pendekatan pembelajaran khusus (misalnya, pengajaran eksplisit, kerja kelompok, pemecahan masalah, diskusi reflektif, dan penyelidikan) yang membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran khusus tersebut.


Kesimpulan

Mengklasifikasikan hasil pembelajaran dengan taksonomi SOLO akan memandu Anda dalam merencanakan pembelajaran, merancang penilaian, dan memilih metode pengajaran yang efektif . Hal ini memastikan perkembangan, dukungan, dan pemahaman konsep siswa yang lebih mendalam dalam pengalaman belajar yang terstruktur.

 

 

Sumber : https://learn.rumie.org/jR/bytes/how-do-i-use-solo-taxonomy-to-help-my-students-succeed/ 

 

Share:

0 Comments:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Yuri Yogaswara, S.Pd., M.PFis adalah Widyaiswara Ahli Muda pada Kantor Guru dan Tenaga Kependidikan Provinsi Kepulauan Riau yang berfokus pada pengembangan kompetensi guru dan tenaga kependidikan. Ia menempuh pendidikan Sarjana Pendidikan Fisika di Universitas Pendidikan Indonesia (2008) dan meraih gelar Magister Pengajaran Fisika dari Institut Teknologi Bandung (2018). Berpengalaman sebagai asesor, narasumber, fasilitator, dan motivator, Yuri aktif dalam berbagai kegiatan peningkatan kapasitas pendidik di tingkat daerah maupun nasional. Sebelumnya, ia berperan sebagai asesor pada Program Guru Penggerak, salah satu program prioritas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Saat ini, ia turut terlibat dalam pelaksanaan program prioritas Kemendikdasmen lainnya, yaitu Pembelajaran Mendalam dan Koding Kecerdasan Artifisial. Dengan komitmen terhadap pembelajaran sepanjang hayat, Yuri terus berupaya mendorong inovasi, kolaborasi, dan profesionalisme guru untuk mewujudkan pendidikan yang bermakna dan berdaya saing.

Total Tayangan Halaman