Dalam tahap Memahami di Pengalaman Belajar terdapat 3 macam pengetahuan yaitu: Pengetahuan Esensial, Pengetahuan Aplikatif dan Pengetahuan Nilai dan Karakter.
PPB memiliki hubungan yang sangat kuat dengan Pengetahuan Nilai dan Karakter yaitu pengetahuan yang berkaitan dengan pemahaman tentang nilai-nilai moral, etika, budaya, dan kemanusiaan yang berperan penting dalam membentuk kepribadian, sikap, dan perilaku seseorang. Dalam buku Becoming a Growth Mindset School, Chris Hildrew (2018) mengatakan bahwa PPB memiliki kaitan yang sangat kuat dengan Pendidikan Karakter bahkan di sekolah PPB akan berada di dalam rumpun Pendidikan Karakter. Murid dengan PPB akan memiliki berbagai “karakter non-kognitif“ yang dalam keseharian tampak dalam bentuk kesabaran, ketangguhan, keuletan dan kegigihan seta sejumlah sifat-sifat positif yang muncul pada saat murid mulai memahami bahwa mereka memiliki kemampuan untuk mencapai apapun yang mereka cita-citakan sepanjang mereka mau belajar dan berusaha.
Menurut Bapak Pendidikan Karakter Dunia Prof Thomas Lickona dalam bukunya Educating for Character, ada tiga komponen dari karakter yang baik yaitu : Pengetahuan Moral (Moral Knowing), Penghayatan Moral (Moral Feeling) dan Tindakan Moral (Moral Action) seperti yang ditiunjukkan oleh Peta Pikiran di bawah ini.
Jadi hanya mengetahui sesuatu yang baik tidaklah cukup tanpa adanya penghayatan serta melakukan aksinya. Oleh karena itulah seorang murid harus memiliki Pengetahuan Nilai dan Kakter selain Pengetahuan Esensial dan Pengetahuan Aplikatif agar pengetahuan yang dipelajarinya bisa berguna untuk menolong orang lain dan juga untuk membentuk dirinya sendiri sebagai probadi yang memiliki nilai dan karakter yang baik pula.
Sebuah “definisi baru” tentang karakter telah diperkenalkan oleh Lickona dan Davidson dalam bukunya Smart & Good High Schools (2005), hal ini perlu dilakukan untuk menjawab pertanyaan dari banyak guru : Apakah dengan mengajarkan Pendidikan Karakter di sekolah akan mampu meningkatkan prestasi akademik murid kami. Dalam definisi barunya, Lickona dan Davidson menyatakan bahwa : karakter memiliki dua bagian yang saling melengkapi yaitu : Karakter Performa (Performance Character) dan Karakter Moral (Moral Character) seperti yang ditunjukkan oleh gambar di bawah ini.
Karakter Performa (rajin, kerja keras, kreatif, pantang menyerah dll) berguna untuk mendorong seseorang untuk meraih prestasi yang tinggi lewat usaha yang terbaik pula sedangkan Karakter Moral (jujur, bertanggungjawab, adil, integritas, rasa hormat) berguna untuk “memastikan” bahwa setiap prestasi yang diraih akan selalu melalui cara-cara yang baik dan benar. Nilai-nilai yang terdapat dalam kedua karakter ini, bisa dikembangkan lewat PPB sebab akan selalu ada “godaan” untuk meraih prestasi lewat cara yang “tidak baik dan tidak benar”, dengan PPB seseorang mimiliki keyakinan bahwa mereka mampu untuk meraih prestasi lewat proses belajar dan berusaha serta kuat pada saat berhadapan dengan berbagai tantangan, hambatan dan kesulitan. Oleh karena itulah keseimbangan antara kedua karakter ini harus ada dalam diri seseorang agar akan “selalu ada tempat” untuk moral di dalam setiap prestasi atau pencapaian.
Dalam bukunya Character Matters (2004), Prof Lickona mengatakan bahwa di dalam kelas akademik dan karakter bisa diajarkan kepada murid secara bersamaan dan untuk itu guru harus mampu “menggali” nilai dan karakter yang ada di dalam materi yang mereka ajarkan seperti yang ditunjukkan oleh gambar di bawah ini.
- Apakah ada hal-hal yang terkait dengan karakter atau aplikasinya dalam pelajaran ?
- Pertanyaan apa yang harus diberikan untuk mengarahkan pada diskusi tentang karakter?
- Dapatkan modul tentang karakter disisipkan dalam rencana pembelajaran ?
- Kejadian apa yang sedang terjadi yang dapat digunakan untuk membahas tentang karakter?
Dalam Pembelajaran Bermakna, proses menggali nilai-nilai dalam materi pelajaran dapat dilakukan dengan cara :
- Bagaimana kaitan dari materi yang diajarkan dengan kehidupan siswa sehari-harinya ?
- Apa dampak positif atau manfaat yang diperoleh bila materi pelajaran itu diterapkan dengan baik dan benar ?
- Sebaliknya, apa dampak negatif atau kerugian kalau sekiranya ilmu itu diterapkan secara tidak benar atau menyimpang dari yang seharusnya ?
Dari ketiga pertanyaan di atas, guru bisa mengajak murid untuk menggali nilai-nilai yang harus dimiliki agar seluruh materi yang dipelajari bisa memberi manfaat bagi orang banyak.
Sumber : Modul Pembelajaran Mendalam - Kemendikdasmen 2025






0 Comments:
Posting Komentar